Menikmati Hujan Abadi Madakaripura

12:27 Ilham Firdaus 0 Comments

 air terjun madakaripura

Air Terjun Madakaripura adalah air terjun yang selalu ramai yang berada di Probolinggo. Madakaripura masih berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Karena hal itu pula orang-orang yang berwisata ke Bromo biasanya sekalian berkunjung ke air terjun ini, khususnya yang lewat jalur Probolinggo. Bahkan kebanyakan trip organizer membuat trip Bromo – Madakaripura menjadi satu paket. Wisatawan yang datang ke Madakaripura bukan hanya local, tapi ada juga wisatawan mancanegara.

Air Terjun Madakaripura menjadi destinasi penutup dari long trip saya bersama Cahyadi. Hari sebelumnya kami bermalam di Pantai Papuma. Lalu esoknya jam ½ 7 pagi kami sudah meninggalkan Pantai Papuma. Untuk menuju Air Terjun Madakaripura saya nggak tahu arah jalan sama sekali, yang saya tahu itu berada di Probolinggo. Maka dari itu, dari Jember saya cuma mengikuti arah Probolinggo pada petunjuk yang ada di jalan.

Berkat hal itu dan dengan sesekali bertanya pada orang ketika hilang arah, kami bisa sampai di Probolinggo. Yah, itu kami lalui dengan tidak mudah. Berjam-jam duduk di jok motor itu tersiksa banget. Pantat kami tepos alias menipis. Apalagi Cahyadi, dia sambil gendong carier yang tentunya bikin bahu pegal abis.

Ketika sudah tiba di Probolinggo, saya bingung harus kemana. Untungnya Madakaripura ada di kawasan TNBTS, mengacu pada hal itu saya mengikuti petunjuk jalan yang mengarah ke Gunung Bromo. Suasana pegunungan mulai terasa lama-kelamaan, jalannya pun jadi menanjak. Kemudian kami sampai di sebuah pom bensin. Cahyadi meminta berhenti, dia merasa familiar dengan pom tersebut. Seingatnya, dia pernah kesitu saat pergi ke Gunung Bromo sebelumnya.

Dan ternyata kami emang bablas ke arah Bromo, Madakaripuranya kelewat. Emang bener sih, petunjuknya ke Bromo, ya arah ke Bromo. Masalahnya petunjuk ke Madakaripura yang sebelumnya ada, tiba-tiba nggak muncul lagi. Setelah nanya sama bapak-bapak, untuk ke Madakaripura kami harus putar balik dan turun lagi. Tapi, dengan jalan yang berbeda. Tuh kan! Ternyata emang bukan kami yang bablas, tapi emang beda jalan.

Setelah turun ke jalan yang ditunjukkan oleh bapak tadi, petunjuk ke Madakaripura mulai bermunculan. Tapi dari situ masih lumayan jauh. Kemudian kami sampai di lokasi parkir sekitar jam 12 siang. Suasananya rame banget. Kami putuskan langsung menuju air terjun tanpa istirahat. Seperti di Coban Sewu, saya titipkan carier di salah satu warung di sana.

air terjun madakaripura
Jalannya udah disemen

air terjun madakaripura
Jembatan Merah

Dari parkiran ke air terjun harus trekking lagi nggak lebih dari 1 jam. Itu termasuk nyantai dan udah keitung sambil foto-foto. Perjalanan diawali dengan melewati jalan semen yang disampingnya adala aliran sungai yang berasal dari Madakaripura sendiri. Sesekali kami menemukan jalan yang harus dihubungkan oleh jembatan. Di sepanjang jalan, ada beberapa warung yang menyediakan makanan dan minuman. Kalau capek bisa ngombe-ngombe sek sambil istirahat.

air terjun madakaripura
Salah satu warung

Lalu saat sampai di satu titik, banyak orang yang menjual jas hujan. Karena mulai dari situ akan melewati jalan yang kanan kirinya berupa tebing-tebing tinggi yang berlumut. Dan dari situ juga air berjatuhan dari atas tebing sehingga memberikan efek hujan abadi.

Untuk yang nggak mau pakaiannya basah, bisa membeli jas hujan yang di jual disana. Jas hujannya sendiri adalah jas hujan berbahan plastik kresek. Atau kalau nggak mau keluar uang, bisa membawa jas hujan sendiri. Kalau saya sih pilih basah-basahan, kapan lagi bisa menikmati guyuran air hujan abadi Madakaripura. Untuk menuju air terjun utamanya harus menaiki tebing batu dahulu. Baru setelah itu akan memasuki sebuah area yang konon katanya tempat pertapaan Patih Gajah Mada.

air terjun madakaripura
Menyegarkan diri

Disitu terdapat kolam yang bisa digunakan untuk berenang. Saya nggak nyemplung. Selain nggak bisa renang, saya kedinginan setelah kena guyuran air terjun sepanjang perjalanan. Banyak wisatawan yang menikmatinya dengan melompat dari tebing ke arah kolam. Sebenarnya saya pengen, tapi saya sadar diri. Dari pada membahayakan diri sendiri, saya pilih untuk nonton saja deh.

air terjun madakaripura
Hujan abadi

air terjun madakaripura
Air terjun utama

Kami nggak berlama-lama di area air terjun utama, karena hawa semakin lama semakin terasa dingin. Kami pun kembali ke area parkir. Setibanya disana, motor saya yang sebelumnya kotor, kucel banget. Secara ajaib menjadi kinclong. Ya, itu bukan rahasia umum lagi di Madakaripura. Anak-anak disana memang biasa mencuci kendaraan wisatawan ‘tanpa diminta’. Dan itu bukannya sukarela, saat pulang mereka akan meminta fee.

Orang-orang bilang sebenarnya anak-anak itu cuma menyiram kendaraan wisatawan, karena nggak ada perbedaan, nggak bersih-bersih amat. Tapi bagi saya nggak begitu, motor saya yang rupanya nggak jelas (kotor banget) menjadi bersih. Setidaknya itu pandangan saya. Jadi tips dari saya, kalau mau ke Madakaripura usahakan kendaraan kalian harus sekotor mungkin. Dari pada masih kinclong, di bawa kesana ya nggak ada perubahan. Hehe!

Kemudian sekitar jam 3 sore kami meninggalkan Madakaripura untuk kembali ke Malang. Air Terjun Madakaripura sukses menjadi penutup long trip kami dengan memberikan sensasi yang tidak biasa. Ini merupakan long trip pertama saya menggunakan sepeda motor. Dengan melewati beberapa kota dan mengunjungi 5 destinasi selama 3 hari, ini menjadi pengalaman yang menarik bagi saya. Saya puas dengan perjalanan ini. Dan semoga saya bisa melakukan perjalanan seperti ini lagi suatu hari nanti.

air terjun madakaripura
Patung Patih Gajah Mada

0 comments: